Profil Desa Tamansari
Ketahui informasi secara rinci Desa Tamansari mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil Desa Tamansari, Karanglewas, Banyumas. Kupas tuntas pusat industri genteng pres tradisional, dinamika ekonomi UMKM perajin, tantangan modernisasi, serta data demografi dan sosial masyarakat yang khas.
-
Pusat Industri Genteng Pres
Merupakan sentra utama dan bersejarah produksi genteng pres dari tanah liat di Kabupaten Banyumas, dengan puluhan unit usaha yang menjadi tulang punggung perekonomian desa.
-
Ekonomi Berbasis Kerajinan
Perekonomian warga sangat bergantung pada rantai nilai industri genteng, mulai dari penyediaan bahan baku tanah liat, proses produksi, hingga pemasaran produk jadi yang menyerap tenaga kerja lokal secara masif.
-
Menghadapi Tantangan Inovasi dan Lingkungan
Industri ini berhadapan dengan tantangan ganda berupa persaingan pasar dari material atap modern dan isu keberlanjutan lingkungan dari proses produksi, yang menuntut adanya adaptasi dan inovasi.

Di tengah lanskap agraris Kecamatan Karanglewas, Kabupaten Banyumas, terdapat sebuah desa dengan identitas ekonomi yang sangat khas dan mengakar kuat. Desa Tamansari menonjol bukan karena hamparan sawahnya, melainkan karena deretan tungku pembakaran (tobong) yang menjulang dan hamparan genteng berwarna terakota yang dijemur di hampir setiap halaman rumah. Pemandangan ini merupakan penanda visual bahwa Desa Tamansari ialah salah satu pusat industri genteng pres tradisional terpenting dan bersejarah di Banyumas.
Selama beberapa dekade, desa ini telah menjadi tumpuan hidup bagi ribuan warganya melalui ekosistem industri kerajinan tanah liat. Keahlian membuat genteng diwariskan secara turun-temurun, menciptakan sebuah komunitas perajin yang tangguh dan mandiri. Namun di tengah laju zaman, industri warisan ini menghadapi tantangan yang tidak ringan, mulai dari persaingan dengan material bangunan modern hingga isu lingkungan yang menuntut adanya adaptasi. Profil ini akan mengupas secara mendalam dinamika Desa Tamansari, dari denyut ekonomi industrinya, struktur sosial masyarakat perajin, hingga prospeknya di masa depan.
Lokasi, Wilayah Administratif dan Demografi
Desa Tamansari terletak di lokasi yang cukup strategis di dalam wilayah Kecamatan Karanglewas. Posisinya yang tidak terlalu jauh dari Jalan Raya Karanglewas-Purwokerto memberikan kemudahan akses untuk distribusi produk dan mobilitas warga. Secara administratif, desa ini berbatasan dengan desa-desa lain di dalam kecamatan yang sama, menciptakan interaksi ekonomi dan sosial yang saling terkait. Kode pos untuk Desa Tamansari yaitu 53161.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Desa Tamansari memiliki luas wilayah yang relatif tidak besar, yakni sekitar 1,55 kilometer persegi atau 155 hektare. Meskipun luasnya terbatas, wilayah ini menampung jumlah penduduk yang cukup signifikan. Data kependudukan mencatat jumlah penduduk Desa Tamansari mencapai 5.830 jiwa.
Dengan perbandingan antara jumlah penduduk dan luas wilayah tersebut, tingkat kepadatan penduduk di Desa Tamansari sangat tinggi, mencapai angka 3.761 jiwa per kilometer persegi. Angka ini jauh melampaui rata-rata kepadatan desa agraris pada umumnya dan lebih mencerminkan karakter sebuah kawasan industri padat permukiman. Sebagian besar lahan di desa ini dimanfaatkan untuk permukiman sekaligus sebagai lokasi unit-unit usaha produksi genteng.
Jantung Ekonomi: Industri Genteng Pres sebagai Warisan dan Tumpuan Hidup
Perekonomian Desa Tamansari secara absolut didominasi oleh industri genteng pres. Aktivitas ekonomi lain seperti pertanian atau jasa memiliki porsi yang sangat kecil. Industri ini telah membentuk sebuah ekosistem yang kompleks dan menjadi tumpuan hidup bagi mayoritas kepala keluarga di desa ini.
Rantai Produksi dari Hulu hingga Hilir
Proses produksi genteng di Tamansari masih banyak mengandalkan metode tradisional yang padat karya, melibatkan serangkaian tahapan yang saling bergantung:
- Pengadaan Bahan BakuBahan utama berupa tanah liat berkualitas didatangkan dari wilayah sekitar. Kualitas tanah liat ini menjadi faktor penentu utama dari kekuatan dan ketahanan genteng yang dihasilkan.
- Penggilingan dan PengolahanTanah liat kemudian digiling menggunakan mesin untuk mencapai kehalusan dan homogenitas yang diinginkan. Setelah itu, tanah dicampur dengan air hingga menjadi adonan yang kalis dan siap cetak.
- Pencetakan (Pres)Adonan tanah liat dicetak menggunakan mesin pres manual. Tahap ini membutuhkan keahlian dan tenaga fisik untuk memastikan setiap genteng memiliki ketebalan dan kepadatan yang seragam.
- PenjemuranGenteng yang baru dicetak kemudian dijemur di bawah sinar matahari langsung. Proses ini bisa memakan waktu beberapa hari, sangat bergantung pada kondisi cuaca. Halaman rumah dan lahan-lahan kosong di seluruh desa dimanfaatkan sebagai area penjemuran.
- PembakaranSetelah kering sempurna, genteng dimasukkan ke dalam tungku pembakaran besar yang disebut tobong. Proses pembakaran menggunakan kayu bakar ini berlangsung selama berhari-hari pada suhu yang sangat tinggi untuk mematangkan dan mengeraskan genteng. Tahap ini merupakan yang paling krusial sekaligus paling mahal.
Seluruh rantai produksi ini menyerap tenaga kerja dari berbagai lapisan masyarakat, mulai dari pemasok tanah liat, operator mesin giling, perajin cetak, tenaga angkut, hingga operator tungku pembakaran.
Pemerintahan Desa dan Fasilitas Publik
Pemerintah Desa Tamansari, yang dipimpin oleh seorang Kepala Desa dan perangkatnya, memegang peranan strategis dalam menata dan membina industri lokal. Selain menjalankan fungsi administrasi dan pelayanan publik seperti biasa, pemerintah desa juga sering kali bertindak sebagai fasilitator antara para perajin dengan pihak luar, seperti dinas perindustrian atau lembaga keuangan. Upaya untuk menjaga stabilitas harga, kualitas produk, dan menanggapi isu lingkungan menjadi bagian dari tantangan tata kelola di desa industri ini.
Fasilitas publik yang tersedia di Desa Tamansari mencakup beberapa Sekolah Dasar (SD) untuk menunjang pendidikan dasar, serta Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) untuk layanan kesehatan tingkat pertama. Balai Desa berfungsi sebagai pusat kegiatan administrasi dan sosial kemasyarakatan. Mengingat karakter industrinya, infrastruktur jalan desa menjadi sangat vital untuk menunjang lalu lintas truk pengangkut bahan baku dan produk jadi.
Tantangan Ganda: Persaingan Pasar dan Isu Lingkungan
Di balik ketangguhannya, industri genteng Tamansari menghadapi dua tantangan besar yang saling berkaitan.
Pertama, persaingan pasar yang semakin ketat. Munculnya material atap modern seperti genteng metal (baja ringan), genteng beton, dan atap asbes menawarkan alternatif yang sering kali dianggap lebih praktis, ringan, dan cepat dalam pemasangan oleh konsumen modern. Meskipun genteng tanah liat memiliki keunggulan dalam hal kesejukan (kemampuan meredam panas), para perajin harus terus berjuang untuk mempertahankan pangsa pasarnya melalui penjaminan kualitas dan harga yang kompetitif.
Kedua, isu lingkungan dan keberlanjutan. Proses pembakaran genteng yang masih menggunakan kayu bakar dalam jumlah besar berkontribusi pada polusi udara berupa asap tebal. Hal ini tidak hanya menjadi isu lingkungan, tetapi juga berpotensi menimbulkan masalah kesehatan bagi masyarakat sekitar. Selain itu, ketergantungan pada kayu bakar juga rentan terhadap fluktuasi harga dan ketersediaan pasokan. Tuntutan untuk mencari teknologi pembakaran yang lebih efisien dan ramah lingkungan menjadi sebuah keniscayaan untuk keberlangsungan industri ini di masa depan.
Kehidupan Sosial Masyarakat Perajin
Ikatan sosial di Desa Tamansari terbentuk sangat erat karena kesamaan profesi. Ritme kehidupan sehari-hari masyarakat sangat dipengaruhi oleh siklus produksi genteng. Saat cuaca cerah, seluruh desa sibuk dengan aktivitas penjemuran. Sebaliknya, musim penghujan menjadi tantangan besar yang dapat menghambat produksi.
Nilai-nilai gotong royong dan solidaritas antar perajin masih sangat kental. Mereka sering kali membentuk kelompok atau paguyuban untuk bersama-sama mengatasi masalah, seperti saat kesulitan mendapatkan bahan baku atau dalam hal pemasaran. Keahlian membuat genteng diwariskan dari orang tua kepada anak, menjadikan industri ini sebagai sebuah warisan budaya kerja yang terus hidup dari generasi ke generasi.
Arah Inovasi untuk Industri Warisan
Desa Tamansari merupakan sebuah etalase hidup dari kekuatan dan ketangguhan industri rakyat. Di tengah gempuran modernitas dan tekanan isu lingkungan, semangat para perajin genteng tetap menyala, menjadi bukti bahwa tradisi ini memiliki nilai ekonomi dan sosial yang tak tergantikan bagi masyarakatnya.
Masa depan Desa Tamansari dan industri gentengnya akan sangat bergantung pada kemampuan untuk berinovasi dan beradaptasi. Inovasi tidak hanya terbatas pada penggunaan mesin yang lebih modern, tetapi juga mencakup pencarian teknologi pembakaran yang lebih bersih, diversifikasi produk, serta strategi pemasaran yang mampu menonjolkan keunggulan unik dari genteng tanah liat. Dengan dukungan pemerintah dan kemauan kuat dari para perajin, Desa Tamansari memiliki potensi untuk tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang sebagai pusat genteng berkualitas yang ramah lingkungan dan menjadi kebanggaan Kabupaten Banyumas.